RIFAN FINANCINDO - Bursa Asia sebagian besar bergerak di dua arah pada pembukaan perdagangan di akhir bulan ini. Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat membuat pelaku pasar sedikit waspada.
Mengutip CNBC, Senin (31/7/2017), Indeks Nikkei Jepang melemah 0,07 persen dan Kospi Korea Selatan turun 0,06 persen di awal perdagangan. Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 bergerak menguat 0,14 persen didorong oleh sektor telekomunikasi yang naik 0,88 persen.
Pelaku Pasar terus mengawasi perkembangan geopolitik di Semenanjung Korea setelah Korea Utara kembali melakukan uji coba proyektil pada Jumat lalu. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat (AS), mengirimkan dua pesawat pembom ke semenanjung tersebut dan mendesak negara-negara kawasan tersebut segera mengawasi hal tersebut.
Untuk diketahui, Korea Utara sukses melakukan uji coba Intercontinental ballistic missile atau rudal balistik antarbenua (ICBM). Langkah itu mereka gambarkan sebagai "peringatan keras" untuk Amerika Serikat. Peluncuran tersebut dilakukan tiga pekan setelah uji coba ICBM pertama Korut.
Mengonfirmasi peluncuran tersebut, pihak Korut mengatakan bahwa ICBM terbang selama lebih dari 47 menit dan mencapai ketinggian 3.724 km (2.300 mil).
"Sang pemimpin mengatakan dengan bangga bahwa tes tersebut juga memastikan semua wilayah daratan AS berada dalam jangkauan jelas Korut," kata Kantor Berita Pusat Korea.
Sedangkan Dolar AS kembali melemah di Asia setelah adanya pengumuman angka pertumbuhan ekonomi AS. Produk Doemmstik Bruto (PDB) AS tumbuh 2,6 persen pada kuartal II 2017.
Laporan Keuangan Emiten Pacu Laju IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan saham sepekan ini. Rilis laporan keuangan emiten bakal memacu laju IHSG.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada berharap, data keuangan emiten yang dirilis positif sehingga memicu aksi beli saham.
"Kenaikan IHSG yang diiringi euforia atas respon rilis kinerja para emiten tampaknya masih perlu dikonfirmasi ulang untuk menguji ketahanan IHSG untuk melanjutkan penguatan," kata dia di Jakarta, Senin (31/7/2017).
Reza juga mengatakan, penguatan IHSG bakal sejalan dengan rilis data makro ekonomi. Ini diharapkan memacu volume perdagangan saham.
"Meningkatnya volume beli diharapkan masih dapat terjadi di perdagangan minggu depan seiring rilis data-data makro yang diharapkan dapat membantu peluang IHSG bertahan di zona hijaunya," jelas dia.
Reza memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.747-5.761 dan resistance 5.847-5.855.
Beberapa saham yang bisa dilirik pada pekan ini antara lain, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).
Untuk diketahui, IHSG menguat 1,14 persen pada pekan lalu. Di mana, IHSG ditutup pada level 5.831,02 atau naik dari pekan sebelumnya 5.765,42. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 1,30 persen dari Rp 6.306,98 triliun menjadi Rp 6.389,24 triliun. ( liputan6.com )
Mengutip CNBC, Senin (31/7/2017), Indeks Nikkei Jepang melemah 0,07 persen dan Kospi Korea Selatan turun 0,06 persen di awal perdagangan. Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 bergerak menguat 0,14 persen didorong oleh sektor telekomunikasi yang naik 0,88 persen.
Pelaku Pasar terus mengawasi perkembangan geopolitik di Semenanjung Korea setelah Korea Utara kembali melakukan uji coba proyektil pada Jumat lalu. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat (AS), mengirimkan dua pesawat pembom ke semenanjung tersebut dan mendesak negara-negara kawasan tersebut segera mengawasi hal tersebut.
Untuk diketahui, Korea Utara sukses melakukan uji coba Intercontinental ballistic missile atau rudal balistik antarbenua (ICBM). Langkah itu mereka gambarkan sebagai "peringatan keras" untuk Amerika Serikat. Peluncuran tersebut dilakukan tiga pekan setelah uji coba ICBM pertama Korut.
Mengonfirmasi peluncuran tersebut, pihak Korut mengatakan bahwa ICBM terbang selama lebih dari 47 menit dan mencapai ketinggian 3.724 km (2.300 mil).
"Sang pemimpin mengatakan dengan bangga bahwa tes tersebut juga memastikan semua wilayah daratan AS berada dalam jangkauan jelas Korut," kata Kantor Berita Pusat Korea.
Sedangkan Dolar AS kembali melemah di Asia setelah adanya pengumuman angka pertumbuhan ekonomi AS. Produk Doemmstik Bruto (PDB) AS tumbuh 2,6 persen pada kuartal II 2017.
Laporan Keuangan Emiten Pacu Laju IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan saham sepekan ini. Rilis laporan keuangan emiten bakal memacu laju IHSG.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada berharap, data keuangan emiten yang dirilis positif sehingga memicu aksi beli saham.
"Kenaikan IHSG yang diiringi euforia atas respon rilis kinerja para emiten tampaknya masih perlu dikonfirmasi ulang untuk menguji ketahanan IHSG untuk melanjutkan penguatan," kata dia di Jakarta, Senin (31/7/2017).
Reza juga mengatakan, penguatan IHSG bakal sejalan dengan rilis data makro ekonomi. Ini diharapkan memacu volume perdagangan saham.
"Meningkatnya volume beli diharapkan masih dapat terjadi di perdagangan minggu depan seiring rilis data-data makro yang diharapkan dapat membantu peluang IHSG bertahan di zona hijaunya," jelas dia.
Reza memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.747-5.761 dan resistance 5.847-5.855.
Beberapa saham yang bisa dilirik pada pekan ini antara lain, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).
Untuk diketahui, IHSG menguat 1,14 persen pada pekan lalu. Di mana, IHSG ditutup pada level 5.831,02 atau naik dari pekan sebelumnya 5.765,42. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 1,30 persen dari Rp 6.306,98 triliun menjadi Rp 6.389,24 triliun. ( liputan6.com )
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.