RIFANFINANCINDO - Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini turun setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan rekor ekspor minyak mentah, meskipun para pelaku pasar mengatakan bahwa upaya yang dipimpin OPEC dan Rusia untuk mengurangi produksi, berarti pasar tetap didukung secara keseluruhan.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/10/2017), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD49,90 per barel pada pukul 00.15 GMT, turun 8 sen atau 0,16% dari penutupan terakhir mereka.
Harga minyak mentah brent sebagai patokan harga minyak internasional juga mengalami penurunan sebesar 5 sen atau 0,1% menjadi USD55,75 per barel.
Penurunan tersebut terjadi setelah Energy Information Administration (EIA) kemarin mengatakan, ekspor minyak mentah AS melonjak menjadi 1,98 juta barel per hari (bpd) pekan lalu, melampaui rekor 1,5 juta barel per hari.
Kenaikan tersebut dipicu oleh penyebaran luas antara WTI AS dan harga minyak mentah brent internasional, yang membuat ekspor minyak AS menarik. Beberapa pelaku pasar mengatakan bahwa hal ini juga merupakan indikator pasar tetap tersedia meski ada upaya yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia untuk mengurangi produksi guna memperketat pasar dan menopang harga.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank Denmark mengatakan bahwa pihaknya masih terlalu dini untuk memperkirakan harga minyak mentah akan berlanjut pada periode di atas USD60 per barel. Namun analis mengatakan bahwa harga minyak tidak mungkin turun lebih jauh.
"Harga minyak tetap didukung oleh pembatasan pasokan yang terus berlanjut dari OPEC dan Rusia, dengan kesepakatan yang mungkin akan diperluas. Kelemahan apapun pada harga minyak kemungkinan besar akan menjadi jangka pendek," kata Fawad Razaqzada, analis pasar pada broker berjangka Forex.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin mengatakan dalam sebuah acara industri di Moskow bahwa janji antara OPEC dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk mengurangi produksi minyak dapat diperpanjang hingga akhir 2018, dan tidak akan berakhir pada Maret 2018.
Perjanjian antara OPEC dan produsen lainnya, yang mengecualikan Amerika Serikat, untuk mengurangi produksi sekitar 1,8 juta bpd mulai berlaku pada Januari tahun ini.
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/10/2017), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD49,90 per barel pada pukul 00.15 GMT, turun 8 sen atau 0,16% dari penutupan terakhir mereka.
Harga minyak mentah brent sebagai patokan harga minyak internasional juga mengalami penurunan sebesar 5 sen atau 0,1% menjadi USD55,75 per barel.
Penurunan tersebut terjadi setelah Energy Information Administration (EIA) kemarin mengatakan, ekspor minyak mentah AS melonjak menjadi 1,98 juta barel per hari (bpd) pekan lalu, melampaui rekor 1,5 juta barel per hari.
Kenaikan tersebut dipicu oleh penyebaran luas antara WTI AS dan harga minyak mentah brent internasional, yang membuat ekspor minyak AS menarik. Beberapa pelaku pasar mengatakan bahwa hal ini juga merupakan indikator pasar tetap tersedia meski ada upaya yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia untuk mengurangi produksi guna memperketat pasar dan menopang harga.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank Denmark mengatakan bahwa pihaknya masih terlalu dini untuk memperkirakan harga minyak mentah akan berlanjut pada periode di atas USD60 per barel. Namun analis mengatakan bahwa harga minyak tidak mungkin turun lebih jauh.
"Harga minyak tetap didukung oleh pembatasan pasokan yang terus berlanjut dari OPEC dan Rusia, dengan kesepakatan yang mungkin akan diperluas. Kelemahan apapun pada harga minyak kemungkinan besar akan menjadi jangka pendek," kata Fawad Razaqzada, analis pasar pada broker berjangka Forex.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin mengatakan dalam sebuah acara industri di Moskow bahwa janji antara OPEC dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk mengurangi produksi minyak dapat diperpanjang hingga akhir 2018, dan tidak akan berakhir pada Maret 2018.
Perjanjian antara OPEC dan produsen lainnya, yang mengecualikan Amerika Serikat, untuk mengurangi produksi sekitar 1,8 juta bpd mulai berlaku pada Januari tahun ini.
( sindonews.com )
Baca Juga :
Sosialisasi Industri Perdagangan Berjangka komoditi | PT RIFAN FINANCINDO
Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan | RIFAN FINANCINDO
Waspada Penipuan Berkedok Investasi Masih Marak | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Pialang PT Rifan Bidik 200 Investor Baru di Semarang | PT RIFAN
Rifan Financindo Targetkan 200 Nasabah Baru | PT. RIFAN FINANCINDO
Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Rifan Financindo Berjangka Incar Kenaikan Nasabah 53 % di Jawa Tengah | RIFAN
Pialang Prihatin Banyak Investasi Bodong Beroperasi | PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan | RIFAN FINANCINDO
Waspada Penipuan Berkedok Investasi Masih Marak | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Pialang PT Rifan Bidik 200 Investor Baru di Semarang | PT RIFAN
Rifan Financindo Targetkan 200 Nasabah Baru | PT. RIFAN FINANCINDO
Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Rifan Financindo Berjangka Incar Kenaikan Nasabah 53 % di Jawa Tengah | RIFAN
Pialang Prihatin Banyak Investasi Bodong Beroperasi | PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Perdagangan Bursa Berjangka Menjanjikan Imbal Hasil Besar dan Resiko Besar | PT. RIFAN
Bursa Berjangka 2017, BBJ Siapkan 23 Pusat Pelatihan | RIFAN BERJANGKA
Nasabah Bursa Berjangka di Semarang Kontribusi Besar di BBJ | RIFAN FINANCINDO SOLO
RFB Dorong Edukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | RIFAN SOLO
Industri PBK Tumbuh di Tengah Rendahnya Pemahaman Masyarakat | RIFAN BERJANGKA SOLO
Bursa komoditas berjangka disosialisasikan di Semarang | PT RIFAN SOLO
Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap | PT RIFAN FINANCINDO SOLO
Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | RIFAN BERJANGKA SOLO
Banyak Masyarakat Belum Paham PBK | PT. RIFAN FINANCINDO SOLO
Tingkatkan Potensi Perdagangan Berjangka Komoditi, RFB Lakukan Sosialisasi Bersama BBJ & KBI | PT. RIFAN SOLO
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.