Rabu, 26 November 2014

BOJ Akhiri Deflasi, Kuroda Peringatkan Penimbunan Tunai Akan Mahal

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mendesak para pemimpin bisnis untuk menggunakan keuntungan yang lebih produktif, mengatakan penimbunan tunai akan menjadi mahal karena bank sentral mengakhiri laju deflasi.
Perusahaan dapat meningkatkan investasi dalam fasilitas dan pekerjaan, mengambil keuntungan dari pelemahan yen, Kuroda mengatakan dalam sebuah pidato di Nagoya. Pada saat yang sama, BOJ akan terus memacu kenaikan harga lebih lanjut, menyesuaikan kebijakan pelonggaran belum pernah terjadi sebelumnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan target inflasi sebesar 2%, katanya.
Perusahaan Jepang menuju keuntungan tertingginya seiring pelemahan yen akibat stimulus BOJ meningkatkan Toyota Motor Corp dan eksportir lainnya. Jepang Inc memegang uang tunai mendekati rekor tertinggi sementara belanja modal pada kuartal kedua lebih dari 50 persen lebih rendah dari puncaknya pada tiga bulan pertama tahun 2007 lalu.
Kuroda pekan lalu mengamankan mayoritas dukungan parlemen secara luas untuk meredakan bahwa BOJ meningkatkan pada 31 Oktober, dan memperingatkan bank sentral tingkat inflasi bisa turun di bawah 1 persen pasca perekonomian terbesar ketiga di dunia tersebut jatuh ke dalam resesi. (izr)
Sumber: Bloomberg

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Disclaimer: Semua informasi yang terdapat dalam blogspot kami ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan berita terbaik, namun demikian kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blogspot kami ini. Kami berhak mengatur dan menyunting isi saran atau tanggapan dari pembaca atau pengguna agar tidak merugikan orang lain, lembaga, ataupun badan tertentu serta menolak isi berbau pornografi atau menyinggung sentimen suku, agama dan ras.