RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak mentah dunia kembali anjlok ke
level terendah sejak 2003, yakni di bawah US$28 per barel pada
penutupan perdagangan Senin waktu New York.
Adapun, pasar saham AS tutup pada Senin kemarin karena memperingati hari Martin Luther Jr.
Dilansir CNBC, Selasa, 19 Januari 2016, penurunan tajam
harga minyak disebabkan karena pasar mengantisipasi ekspor minyak dari
Iran, setelah pencabutan sanksi embargo ekonomi dari Barat terhadap
Teheran.
Menanggapi kepatuhan Teheran pada kesepakatan nuklir, Amerika
Serikat dan negara-negara besar lainnya kemudian sepakat untuk mencabut
sanksi internasional yang telah memotong ekspor minyak Iran sejumlah 2
juta barel per hari, sejak pra-sanksi mereka pada 2011 lalu.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dikabarkan
mengeluarkan perintah agar Iran meningkatkan produksi sebesar 500.000
barel per hari.
Hal ini yang membuat pasar khawatir, pasokan minyak mentah di pasar global akan lebih besar.
Minyak AS alias WTI ditutup pada level US$28,94 per barel, atau
turun 48 sen dibanding perdagangan sebelumnya. Volume perdagangan tipis,
karena pasar saham AS tutup pada Senin.
Harga minyak mentah jenis Brent turun 29 sen ke posisi US$27,67 per barel, atau level terendah sejak 2003.
"Penurunan harga minyak ini memang tidak terduga, berita soal Iran
menjadi faktor tambahan yang membebani harga minyak," kata Bart Melek,
analis TD Securities.
Dia memperkirakan, harga minyak bisa lebih jatuh menyusul rilis
data ekonomi China yang dirilis semalam, yakni data pertumbuhan domestik
bruto (PDB) dan penjualan ritel yang menunjukkan penurunan.
Sumber : http://bisnis.news.viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.