PT RIFAN FINANCINDO - Harga emas melemah pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, mengakhiri penguatan 5 hari berturut-turut.
Penguatan yang lalu harga emas ditopang anjloknya ekuitas global dan pelemahan dolar.
Saham AS yang terbatas rentang ketat Kamis dan ekuitas pasar luar negeri berakhir sebagian besar lebih tinggi, yang memotong beberapa permintaan agresif untuk emas sebagai perlindungan jangka pendek di tengah risiko-off pergeseran sentimen pasar.
Emas untuk pengiriman Aprool turun US$ 2,5 atau 0,,2 persen untuk menetap di level US$ 1.247,20 per ounce. Pada hari sebelumnya, harga emas berada di level US$ 1.247,2 per ounce.
Menurut FactSet, harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 1 Maret.
Kekhawatiran soal kemampuan Presiden Donald Trump untuk secara cepat menetapkan kebijkan pro pertumbuham seperti yang dijanjikannya pada masa kampanye, telah membantu mengurangi permintaan untuk aset yang dianggap beresiko.
Penguatan yang lalu harga emas ditopang anjloknya ekuitas global dan pelemahan dolar.
Saham AS yang terbatas rentang ketat Kamis dan ekuitas pasar luar negeri berakhir sebagian besar lebih tinggi, yang memotong beberapa permintaan agresif untuk emas sebagai perlindungan jangka pendek di tengah risiko-off pergeseran sentimen pasar.
Emas untuk pengiriman Aprool turun US$ 2,5 atau 0,,2 persen untuk menetap di level US$ 1.247,20 per ounce. Pada hari sebelumnya, harga emas berada di level US$ 1.247,2 per ounce.
Menurut FactSet, harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 1 Maret.
Kekhawatiran soal kemampuan Presiden Donald Trump untuk secara cepat menetapkan kebijkan pro pertumbuham seperti yang dijanjikannya pada masa kampanye, telah membantu mengurangi permintaan untuk aset yang dianggap beresiko.
Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kelebihan Pasokan
Harga minyak kembali melanjutkan pelemahan pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat. Pemicu pelemahan harga minyak masih dipengaruhi oleh fokus dari kelebihan pasokan di pasar global.
Rekor dari persediaan minyak mentah AS menumbuhkkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan di global, meskipun ada harapan bahwa permintaan bensi di AS akan tumbuh hingga musim panas.
Melansir Marketwatch, Jumat (24/3/2017), harga minyak Amerika Serikat, West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei turun 34 atau 0,7 persen, untuk menetap di level US$ 47,7 per barel pada bursa New York Mercantile Exchange.
Data dari FactSet menunjukkan bahwa harga sempat menyentuh kenaikan tiga sesi berturut-turut. Namun diakhiri penurunan di sesi keempat pada Kamis.
Sementara harga minyak acuan global Brent turun 8 sen atau 00,2 persen untuk menetap di level US$ 50,56 per barel di London’s ICE Futures.
Harga minyak mengalami pelemahan di sesi akhir pada Rabu, tapi tetap ditutup lebih rendah. Data awal dari Administrasi Informasi Energi AS Administration menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah AS naik 5 juta barel menyentuh rekor hingga 533,1 juta barel.
Sumber : liputan6.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.